Trump suka mengganti nama orang, tempat, dan benda. Dia bukan yang pertama menggunakan hak istimewa kekuasaan itu.

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-07-24 Kategori: news

## Kekuatan Sebuah Nama: Trump dan Tradisi Mengubah SejarahSejarah, seperti yang sering kita dengar, ditulis oleh para pemenang.

Presiden Donald Trump, dengan segala kontroversinya, kembali menggunakan tuas kekuasaan itu.

Kali ini, sasarannya adalah nama tim NFL Washington Commanders, yang ia desak untuk dikembalikan menjadi Redskins, sebuah nama yang dianggap ofensif oleh banyak pihak.

Ini bukan kali pertama seorang pemimpin mencoba mengubah sejarah melalui penamaan.

Dari penamaan kota-kota baru setelah penaklukan hingga penghapusan nama-nama yang dianggap tidak sesuai dengan ideologi penguasa, praktik ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari politik kekuasaan selama berabad-abad.

Trump, dengan desakannya yang blak-blakan, hanyalah seorang penerus dalam tradisi yang panjang ini.

Namun, di sinilah letak masalahnya.

Nama “Redskins” bukan sekadar sebuah label.

Bagi banyak penduduk asli Amerika, nama itu adalah pengingat pahit akan penindasan, perampasan tanah, dan penghapusan budaya yang mereka alami.

Trump suka mengganti nama orang, tempat, dan benda. Dia bukan yang pertama menggunakan hak istimewa kekuasaan itu.

Mengembalikan nama itu, terlepas dari niat Trump, sama saja dengan mengabaikan luka-luka sejarah dan mengesampingkan suara-suara yang telah lama dibungkam.

Tentu, beberapa orang berpendapat bahwa nama itu adalah bagian dari tradisi, sebuah penghormatan, atau bahkan tidak memiliki konotasi negatif sama sekali.

Namun, argumen ini mengabaikan realitas yang dihadapi oleh komunitas penduduk asli Amerika.

Perasaan mereka, pengalaman mereka, dan perspektif mereka harus menjadi pertimbangan utama dalam diskusi ini.

Statistik menunjukkan bahwa sentimen terhadap nama “Redskins” telah berubah secara signifikan selama bertahun-tahun.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Washington Post pada tahun 2016 menemukan bahwa mayoritas penduduk asli Amerika menganggap nama itu ofensif.

Perubahan ini mencerminkan kesadaran yang berkembang tentang masalah rasial dan keadilan sosial di seluruh dunia.

Dari sudut pandang pribadi, saya percaya bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk menghormati sejarah dan budaya semua orang.

Mengembalikan nama “Redskins” akan menjadi langkah mundur yang signifikan dalam upaya kita untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil.

Kita tidak boleh membiarkan politik kekuasaan mengaburkan kebenaran sejarah dan mengabaikan suara-suara yang paling rentan.

Pada akhirnya, keputusan untuk mengubah nama tim terletak pada pemilik dan manajemen Washington Commanders.

Namun, desakan Trump menyoroti isu yang lebih besar: bagaimana kekuasaan dapat digunakan untuk membentuk narasi sejarah dan bagaimana kita, sebagai masyarakat, harus menanggapi upaya-upaya semacam itu.

Kita harus tetap waspada, kritis, dan selalu siap untuk membela keadilan dan kebenaran.

Karena sejarah, meskipun ditulis oleh para pemenang, harus mencerminkan pengalaman dan perspektif semua orang, bukan hanya segelintir orang yang berkuasa.